Subscribe:

Ads 468x60px

17 Des 2011

Akankah Mandala Air Merubah Nama menjadi Tiger Mandala?

ilustrasi : Tiger Mandala
Sandiaga Uno, CEO Saratoga Capital pemilik 51% Mandala Airlines, menyiapkan nama baru untuk maskapai penerbangan yang baru dibelinya. Besar kemungkinan perubahannya menjadi Tiger Mandala, karena masuknya Tiger Airways sebagai investor strategis.

"Kita inginnya sesuai dengan ketentuan. Katanya harus tepat menggunakan Mandala. Jadi brand barunya Mandala juga. Ya mungkin Tiger Mandala. Asal jangan Mandala miauw..miauw," kata Sandiaga, di Energy Building, Jakarta, Jumat (16/12).

Ia menambahkan, prospek industri penerbangan di Indonesia sangat baik. Dengan maskapai baru yang Sandi punya, menghidupkan rute yang selama ini ada menjadi fokus perseroan.


Rute pertama, saat izin didapat dari pemerintah, adalah Jakarta-Singapura. Juga Jakarta-Medan. Meski maskapai aktif di Indonesia cukup banyak, tetap saja belum dapat menampung seluruh minat masyarakat yang ingin berpergian.

Bahkan harusnya, Indonesia memerlukan tiga sampai lima maskapai lagi agar masyarakat tidak sulit mendapatkan tiket pesawat.

"Saratoga percaya prospek ke depan. Penerbangan ini masih perlu tiga sampai lima lagi. Sekarang sudah dapat tiket. Lima pesawat yang sudah ready di Singapura, Airbus A320 seperti AirAsia. Enak banget itu pesawatnya," tegas Sandi.

Saratoga Group memang telah mengumumkan secara resmi kepemilikan 55% saham Mandala Airlines. Perjanjian jual beli bersyarat serta dokumen legal lain telah ditandatangani oleh Mandala, Saratoga sebagai investor keuangan, dan Tiger Airways sebagai investor strategis.

Penandatanganan semua dokumen tersebut telah dilakukan pada Jumat (23/9). Selanjutnya, Saratoga akan memiliki saham mayoritas di Mandala sebesar 51%, serta Tiger Airways akan memiliki saham sebesar 33%. Sedangkan sisanya akan dimiliki oleh kreditor konkuren dan pemegang saham lama.

Seperti diketahui, Mandala Airlines berhenti akibat kekurangan dana operasional dan menumpuknya utang hingga mencapai Rp 2,4 triliun. Jumlah utang Mandala Airlines mencapai Rp 2,45 triliun kepada kreditur konkuren yang jumlahnya ratusan, dan utang ke kreditur separatis yaitu Bank Victoria Rp 54,14 miliar. Namun 

Berhentinya operasional Mandala sempat mengejutkan karena sebelumnya maskapai ini sempat mencuatkan berbagai rencana ambisius. Berbulan-bulan Mandala harus melakukan negosiasi restrukturisasi utang dengan para krediturnya, termasuk pada pemegang tiket yang meminta refund.